Kisah Tempe Setengah Jadi

Islamic-Daily | Abah dan Emak tinggal di sebuah desa yang cukup terpencil. Setiap hari, mereka bekerja membuat tempe untuk kemudian Abah menjualnya ke pasar. Jualan tempe merupakan satu-satunya sumber pendapatan mereka untuk bertahan hidup.

Kisah Tempe Setengah Jadi
Kisah Tempe Setengah Jadi
Pada satu pagi, Abah jatuh sakit, Emak pun mengambil alih tugas menjual tempe. Saat tengah bersiap-siap untuk pergi ke pasar menjual tempenya, tiba-tiba Emak sadar bahwa tempe buatannya hari itu masih belum matang, masih separah jadi.

Emak merasa sangat sedih karena tempe yang masih muda dan belum matang pastinya tidak akan laku. Itu artinya, untuk hari itu, mereka tidak akan mendapatkan pemasukan. Ketika Emak dalam kesedihan, tiba-tiba Abah mengingatkan Emak bahwa Allah Swt mampu melakukan perkara-perkara ajaib karena tiada yang mustahil bagi-Nya.

Emak pun mengangkat kedua tangannya sambil berdoa, "Ya Allah, aku mohon kepada-Mu agar kacang kedelai ini menjadi tempe, amin." Begitulah doa ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Emak sangat yakin Allah pasti mengabulkan doanya.

Dengan tenang, Emak pun menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan ujung jarinya. Emak pun membuka sedikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang kedelai itu menjadi tempe. Emak termenung seketika sebab kacang itu masih tetap kacangkedelai yang belum matang benar.

Namun, Emak tidak putus asa. Dia berpikir mungkin doanya kurang jelas didengar oleh Allah. Emak pun mengangkat kedua tangannya kembali dan berdoa lagi, "Ya Allah, aku tahu bahwa tiada yang mustahil bagi-Mu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapat menjual tempe karena inilah mata pencarian kami. Aku mohon, jadikanlah kacang kedelaiku ini menjadi tempe, amin."

Dengan penuh harapan, Emak pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan itu. Apakah yang terjadi? Emak menjadi heran sebab kacang-kacang kedelai itu ... masih tetap seperti semula!

Hari pun semakin siang. Artinya, pasar pun sudah ramai didatangi pembeli. Emak tetap tidak kecewa atas doanya yang belum terkabul. Berbekal keyakinan yang sangat tinggi, Emak memaksakan diri untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu. Emak berpikir, mungkin keajaiban Allah akan terjadi dalam perjalanannya ke pasar.

Dia pun berangkat ke pasar. Semua perlengkapan untuk menjual tempe, seperti biasa, dibawa bersama. Sebelum keluar dari rumah, Emak sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa, "Ya Allah, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara, aku berjalan menuju ke pasar, karuniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe, amin." Dengan penuh keyakinan, wanita tua ini pun berangkat. Di sepanjang perjalanan, dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya.

Sesampai di pasar, cepat-cepat, Emak meletakkan barang-barangnya. Emak betul-betul yakin kalau tempenya sekarang sudah benar-benar matang dan siap untuk dijual. Dengan hati yang berdebar-debar, Emak pun membuka bakulnya dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan yang ada. Perlahan-lahan, Emak membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya benar-benar tidak berubah, masih seperti semula!

Emak menarik napas dalam-dalam. Harapan dikabulkan-nya doa perlahan menipis. Emak merasa Allah tidak adil. Allah tidak kasihan kepadanya. Inilah satu-satunya sumber penghasilannya: berjualan tempe.

Dia pun hanya duduk saja tanpa membuka barang dagangannya itu sebab dia yakin bahwa tiada orang yang akan membeli tempe yang baru setengah jadi. Hari pun beranjak petang dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli sudah mulai berkurang.

Emak melihat para penjual tempe lainnya, jualan mereka sudah hampir habis. Emak tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa dia pulang tanpa membawa hasil jualannya hari itu.

Namun, jauh di sudut hatinya, Emak masih menaruh harapan terakhir kepada Allah, pasti Allah akan menolongnya. Walau tahu bahwa hari itu dia tidak akan mendapatkan pendapatan langsung, tetapi Emak berdoa untuk terakhir kali "Ya Allah, berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang belum jadi ini."

Tiba-tiba, Emak dikejutkan oleh teguran seorang wanita. "Bu ...! Maaf ya, saya ingin bertanya, apakah Ibu menjual tempe yang belum jadi? Dari tadi, saya sudah pusing berkeliling pasar ini untuk mencarinya, tapi tidak ketemu juga."

Emak langsung termenung, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. Betapa tidak terkejut, sejak sepuluh tahun dia menjual tempe, tidak pernah ada seorang pun pelanggan yang mencari tempe belum jadi.

Sebelum Emak menjawab sapaan wanita di depannya itu, cepat-cepat Emak berdoa di dalam hatinya "Ya Allah, saat ini aku tidak mau tempe ini menjadi matang. Biarlah kacang kedelai ini tetap seperti semula, amin."

Sebelum menjawab wanita itu, Emak pun membuka sedikit daun penutupnya. Alangkah senangnya hati Emak, ternyata memang benar, tempenya masih seperti semula! Hati Emak pun bersorak gembira. "Alhamdulillah," ucapnya.

Wanita itu pun memborong semua tempenya yang belum jadi itu. Sebelum wanita itu pergi, Emak sempat bertanya mengapa dia membeli tempe yang belum jadi. Wanita itu menerangkan bahwa anaknya yang tengah sekolah di Inggris ingin makan tempe dari desa.

Karena tempe itu akan dikirimkan ke tempat anaknya itu, si Ibu pun membeli tempe yang belum jadi. Harapannya, apabila sampai di Eropa nanti, akan menjadi tempe yang sempurna. Kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, sesampainya di sana, tempe itu sudah tidak enak lagi dimakan.

Demi Allah, tiada seorang pun yang berbaik sangka kepada Allah, melainkan pasti akan memberikan kepadanya apa yang dia sangkakan. Sebab, semua kebaikan itu ada dalam genggaman Allah. Maka apabila Allah sudah memberi husnuzan-Nya, berarti Allah akan memberi apa yang disangkakannya itu. (Abdullah bin Mas'ud)

AnnidaKisah Tempe Setengah Jadi

Related Posts:

9 Manfaat Minum Air Putih Hangat

Islamic-Daily | Meminum air hangat dipercaya memiliki beberapa manfaat untuk tubuh kita berikut 9 manfaat minum air putih hangat :

Manfaat Minum Air Putih Hangat
9 Manfaat Minum Air Putih Hangat
1. Pembersihan dan pemurnian
Salah satu manfaat paling penting dari minum air panas adalah efektif dalam membersihkan tubuh. Sistem pencernaan yang buruk dapat dengan mudah diobati dengan minum segelas air panas dua kali sehari, terutama bila diminum di awal pagi. Ini akan membuang racun dari tubuh dan membersihkan sistem tubuh. Anda dapat mencampur air panas dengan madu atau lemon untuk hasil terbaik.

2. Menyembuhkan sembelit
Ini adalah masalah perut umum yang terjadi karena kurangnya air dalam tubuh, sehingga mengurangi gerakan usus. Minum segelas air hangat saat perut kosong di pagi hari dapat meningkatkan gerakan usus dan menyembuhkan sembelit. Air panas atau hangat dapat memecah partikel makanan dan melewatinya melalui usus.

3. Menurunkan berat badan
Banyak ahli diet meminta pasiennya untuk minum segelas air panas dengan lemon dan madu setiap hari untuk menurunkan berat badan. Nah, saran ini sangat membantu dalam menurunkan berat badan. Air panas dapat merusak timbunan lemak dari tubuh dan membantu dalam penurunan berat badan.

4. Obat untuk flu dan batuk
Iritasi pada tenggorokan karena batuk atau tonsil dapat benar-benar menyakitkan. Salah satu manfaat kesehatan dari minum air panas atau hangat, mengurangi nyeri tenggorokan, batuk dan membantu dahak keluar dengan mudah.

5. Mengeluarkan keringat
Bila minum minuman panas, Anda akan berkeringat banyak. Ketika suhu tubuh naik, tubuh mencoba mendinginkan suhu melalui berkeringat. Berkeringat membantu membersihkan sel-sel kulit dengan mengambil kelebihan air dan garam dari sel dan tubuh.

6. Meningkatkan aliran darah
Bila Anda minum air panas, timbunan lemak di tubuh dibakar dan timbunan dalam sistem saraf juga diurai. Ini akan meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh dan juga mengeluarkan racun berbahaya.

7. Mengurangi nyeri
Minum segelas air panas adalah obat rumah yang efektif untuk menyembuhkan kram menstruasi. Jika Anda mengalami sakit perut, sakit kepala atau badan, minum segelas air panas adalah bantuan instan.

8. Meningkatkan energi
Mengonsumsi air di pagi hari bisa meningkatkan metabolisme, membantu seseorang menjadi lebih waspada serta merasa lebih segar karena adanya peningkatan energi di dalam tubuh. Hal ini karena hampir semua bagian tubuh memerlukan air agar bisa bekerja secara optimal, jika tubuh dehidrasi akan timbul kelelahan dan lesu sehingga menjadi tidak efisien.

9. Menghilangkan racun
Minum air di pagi hari akan membantu meringankan fungsi ginjal dalam hal menghilangkan berbagai racun dan produk buangan (limbah) dari dalam sistem tubuh. Hal ini karena saat malam hari tubuh tidak mendapatkan asupan cairan.

Demikian info mengenai  9 Manfaat Minum Air Putih Hangat semoga bermanfaat untuk kita semua. :D


Dilansir dari berbagai sumber : 9 Manfaat Minum Air Putih Hangat

Related Posts:

Hikmah Larangan Poliandri | Alasan Medis | Fakta Ilmiah Dalam Al-Qur'an

Islamic-Daily -- Tidak bermaksud menganjurkan atau mendorong poligami untuk lelaki, meski jelas-jelas dibolehkan, tulisan ini hanya mencoba menemukan alasan dibolehkannya dengan mencoba mencari rahasia dibalik syariat iddah seorang wanita ketika dicerai atau ditinggal mati oleh suaminya.

Hikmah Larangan Poliandri | Alasan Medis | Fakta Ilmiah Dalam Al-Qur'an
Prinsip dasar dalam syariat Islam, tuntutan apapun harus dipatuhi tanpa tawar menawar. Baik diketahui illah (alasan, penyebab dan tujuan) ajaran tersebut diketahui atau tidak.

Hukumnya tidak akan berubah sampai kapanpun. Sebagai contoh pengharaman babi, tidak akan berubah baik diketahui alasannya atau tidak.

Karenanya, jika ternyata dunia medis mengklaim bahwa babi diharamkan karena ada cacing di dalamnya yang berbahaya bagi manusia, kemudian cacing pita itu bisa dihilangkan misalnya, maka hukum keharaman babi tidak akan berubah. Dia tetap haram.

Sebab klaim ilmu pengetahuan dan penemuan dalam penelitian medis, bisa benar bisa salah.

Sementara syariat Islam yang bersumber dari Allah tidak mengenal salah dan keliru. Atau karena memang dalam satu hukum dan syariat tertentu memiliki multi tujuan, alasan, dan hikmahnya.

Demikian halnya dengan syariat pembolehan poligami untuk lelaki (taaddud zaujaat) dan larangan poligami untuk perempuan yang biasa disebut Poliandri.

Kenapa seorang wanita hanya boleh dibuahi oleh satu pria saja sementara pria boleh membuahi lebih dari satu wanita yang sah dinikahinya. Hukum pembolehan ini harus diterima, baik diketahui alasannya atau tidak.

Sebelum langsung membahas itu, para ulama menjelaskan alasan masa iddah (masa tunggu wanita setelah dicerai atau ditinggal mati suaminya sebelum dibolehkan dinikahi pria lain) yang sudah ditentukan Al-Quran adalah karena bertujuan agar rahim wanita itu benar-benar bersih dari janin suaminya. Masa tunggu itu juga sebagai masa kesempatan antara kedua pihak untuk memperbaiki hubungan dan melanjutkan bahtera rumah tangga mereka.

Masa tunggu itu bagi perempuan yang dicerai menunggu selama tiga kali suci. Sementara untuk wanita yang suaminya meninggal dunia selama empat bulan 10 hari.

Jadi ternyata ulama pun mengakui bahwa tujuan dan hikmah masa iddah itu lebih dari satu. Sebagian ulama lagi menegaskan, tujuannya untuk memberikan penekanan tentang pentingnya urusan nikah dan tidak boleh ada percampuran nasab dan keturunan.

Karena itu tidak menutup kemungkinan adanya rahasia dan tujuan lain yang diungkap oleh ilmu pengetahuan modern sekarang dalam bidang medis. Para pakar ulama I’jaz Al-Quran dan As-Sunnah mengklaim, sekelompok pakar dari China menemukan bahwa perempuan-perempuan yang melacur semuanya menderita kanker rahim. Inilah penyebab utama pengharaman wanita untuk poliandri.

Karenanya, masa iddah wanita bukan sekadar membersihkan rahim dari janin atau memberikan kesempatan berdamai namun ada penyebab lain yang dijelaskan oleh pakar medis belakangan ini; bahwa sperma seorang laki-laki berbeda dengan sperma laki-laki lain.

Sebagaimana sidik jari manusia berbeda-beda dengan sidik jari lain. Masing-masing orang memiliki kode khusus. Nah, dalam jasad wanita ada semacam organ ‘micro komputer’ yang menyimpan kode laki-laki yang membuahinya.

Jika dalam micro komputer itu sudah masuk satu kode satu laki-laki, maka jika ada kode laki-laki lain masuk maka kode itu akan menjadi virus terhadap micro computer di dalam jasad wanita tersebut. Maka terjadilah eror dan chaos dalam bentuk penyakit mematikan. Seorang wanita dengan masa iddahnya, membutuhkan waktu tunggu sebagaimana yang disyariatkan Islam sampai dia siap menerima “pembuahan baru” dank kode baru tanpa terkena oleh penyakit dan virus apapun.

“Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’ (haid atau suci).” (Al-Baqarah: 228)

Di sinilah rahasia kenapa seorang wanita dilarang poliandri dan lelaki dibolehkan poligami. Lantas kenapa laki-laki juga terkena virus HIV atau penyakit seksual lainnya? Karena, dia tertular dengan virus yang sudah terjangkit di tubuh wanita yang sudah terjangkit virus tersebut.

Lantas kenapa masa iddah wanita yang dicerai dengan yang ditinggal suaminya meninggal berbeda? Kenapa yang pertama selama tiga bulan dan yang kedua empat bulan 10 hari?

Setelah dilakukan penelitian, janda yang ditinggal mati suaminya lebih membutuhkan waktu lebih lama dibanding wanita yang dicerai untuk menghilangkan bekas kode suaminya. Hal itu karena dipengaruhi kondisi psikisnya yang didominasi rasa sedih karena ditinggal suaminya meninggal dunia.

Kembali ke prinsip di awal, jika ada teknologi masa kini yang bisa menghilangkan kode laki-laki dari jasad wanita yang dibuahinya, maka tetap masa tunggunya adalah yang sudah ditentukan syariat, tidak berubah dan poliandri tetap dilarang, apapun kondisinya. Wallahu a’lam.


SumberHikmah Larangan Poliandri | Alasan Medis | Fakta Ilmiah Dalam Al-Qur'an

Related Posts:

Hidayah Untuk Chan Chun Hwa | Siti Sulastri Khairunnisa

Islamic-Daily -- Di Youtube banyak sekali video tentang berbondong-bondongnya orang barat masuk Islam.

Hidayah Chan Chun Hwa | Siti Sulastri Khairunnisa
Selalu saja prosesi pengucapan kalimat Syahadat itu sarat emosional dan memancing keharuan. Tak terasa mata sudah membanjir menjadi telaga. Kalau dalam Islam, ketika ada orang yang kembali kepada pangkuan Islam selalu disambut dengan gembira, takbir, dan air mata. Anda bisa mencari sendiri di sana.

Malam Ahad itu seharusnya ada ustadz yang akan mengisi pengajian pekanan kami di Masjid Al-Ikhwan. Tetapi karena mendung dan cuaca yang tidak mendukung pada akhirnya shalat maghrib itu dipimpin tanpa ustadz tersebut. Dan sebenarnya beliau berjanji akan datang karena kami—pengurus DKM—meminta dengan sangat kehadiran beliau karena akan ada orang yang masuk Islam di Masjid kami.

Ya sudah saya yang akan mengambil alih prosesi pengucapan dua kalimat syahadat itu. Tak bisa ditunda lagi. Karena hidayah bisa datang kapan saja dan ada kematian yang juga bisa datang kapan saja menghalangi hidayah itu sampai kepada orang itu.

Kali ini tetangga kami, seorang perempuan Tionghoa bernama Chan Chun Hwa. Namanya mengingatkan kepada tokoh-tokoh dunia persilatan di cerita silat Asmaraman Kho Ping Ho.

Anak-anaknya sudah masuk ke dalam Islam. Menantunya juga. Tinggal dia saja yang belum. Yang memberatkan untuk segera masuk Islam memang teman-teman gerejanya yang intensif mendekati beliau. Tapi apa mau di kata kalau Allah sudah berkehendak. Biarpun jutaan orang menghalangi seseorang  dengan membelanjakan seluruh hartanya tak akan bisa menghalangi turunnya hidayah Allah kepadanya. Tak banyak cerita dan motif tentang keinginannya masuk Islam. Itu saja yang saya ketahui.

Saya persilakan ibu-ibu mendampingi Ibu Chan Chun Hwa ke hadapan saya. Bapak-bapak duduk  di bagian kiri ruangan masjid. Setelah membuka acara dengan sedikit kultum, saya bertanya kepada Ibu Chan Chun Hwa,

“Apakah Ibu benar-benar mau masuk ke dalam Islam?”

“Betul,”

“Apakah tidak ada siapapun atau apapun yang memaksa Ibu masuk ke dalam Islam? Karena dalam Islam tidak ada paksaan beragama. Laa ikrooha fiddiin.”

“Tidak ada,”

“Alhamdulillah, kalau demikian mari Ibu ikuti kata-kata saya. Ibu sebelumnya pernah belajar mengucapkan dua kalimat syahadat ini?”

“Pernah,”

Baik mari ikuti ucapan saya ya Bu...”

Di luar hujan sangatlah deras. Rahmat Allah sedang turun ke bumi Citayam. Ia menjadi saksi atas masuk Islamnya seorang yang bernama Chan Chun Hwa. Dua kalimat syahadat telah diucapkan. Dalam bahasa Arab dan Bahasa Indonesia.

Ia telah mempersaksikan bahwa tidak ada Tuhan, tidak ada ilah selain Allah yang patut disembah. Dan ia pun mempersaksikan bahwa Muhammad adalah seorang Rasul Allah, utusan Allah. Utusan yang terakhir dan tidak ada nabi dan rasul setelahnya.

Tahmid bergema di masjid Al-Ikhwan.  Ibu-ibu memeluk Ibu Chan Chun Hwa. Ibu-ibu telah bersepakat untuk memberikan nama baru buatnya: Ibu Sri Sulastri Khairunnisa.

“Ibu tahu arti Khairunnisa?” tanya saya kepadanya.

“Tidak tahu,” jawabnya.

“Khairunnisa itu artinya perempuan yang baik. Nama adalah doa. Insya Allah Ibu akan menjadi perempuan baik-baik dengan hidayah Allah sampai akhir nanti. Amin.”

“Bapak-bapak, Ibu-ibu yang Insya Allah dimuliakan Allah swt, alhamdulillah petang ini kita telah mendapatkan saudara baru yang kembali ke dalam Islam, karena sesungguhnya manusia itu ketika dilahirkan dalam keadaan fitrah.

Orang tuanyalah yang menjadikan mereka yahudi, nasrani, dan majusi. Syahadat itu adalah miftahul jannah, kuncinya surga, tetapi tentu tidak sekadar berhenti sampai dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ada konsekuensi-konsekuensi yang harus ditanggung ketika menjadi seorang muslim. Yaitu melaksanakan kewajiban yang diperintahkan Allah dan rasulNya dan meninggalkan larangan-laranganNya.

Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban ibu-ibu di sini untuk memberikan pelajaran tentang Islam kepada Ibu Chan Chun Hwa ini, ajak beliau mengikuti taklim, dan kita semua yang Bapak-bapak juga mempunyai kewajiban memberikan nasihat. Sebagai perwujudan menegakkan amar makruf nahi munkar. Baik kita akhiri acara ini dengan doa bersama.”

Ada doa-doa yang terlantun pada saat itu. Apalagi pada saat hujan deras, saat Allah mengijabah doa-doa hambaNya. Maka kami meminta kepada Allah agar hidayah Islam ini tetap ada pada kami sampai kami menghembuskan nafas yang terakhir.

doa hidayah islam


Rabbana la tuzigh qulubana ba’da id hadaitana wa hab lana min ladunka rahmah innaka antal wahhab

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)". Ali Imran (3) ayat 8.

Hujan tak mau menyelesaikan tangisnya yang sumbang walau acara itu sudah selesai. Memang rahmat Allah tak berkesudahan. Tak henti-hentinya datang kepada semua makhluk. Apalagi kepada saya. Tetapi manusia memang begitu. Dikasih banyak, bejibun, oleh Allah, tapi untuk bersyukur saja susahnya minta ampun.

Hidayah Islam adalah nikmat Allah yang teramat besar, sehingga para ulama—kita pun demikian—dalam setiap memulai ceramahnya selalu mengingatkan tentang perlunya kita bersyukur atas nikmat Islam ini. Tak semua orang bisa mendapatkannya. Karena masih banyak milyaran orang di muka bumi ini yang belum mendapatkan hidayah Allah ini.

Saya bersyukur mendapatkan hidayah ini sejak lahir, tetapi terkadang yang mendapatkan hidayah ini sejak lahir malah ketaatannya kalah jauh daripada orang yang mendapatkan hidayah baru-baru saja. Ini semata untuk mengejar ketertinggalan—perkataan yang biasa sering diucapkan oleh para muallaf itu. Tetapi walaupun sekadar mengejar ketertinggalan jangan-jangan amal-amal mereka malah lebih utama, dahsyat, dan diterima Allah daripada yang sudah lama berislam tetapi miskin prioritas amal, kering keikhlasan, dan banyak yag ditolak Allah karena riya’.

Astaghfirullah...karenanya doa itu selayaknya tidak tertinggal dari mulut-mulut kita ketika sehabis shalat: ya Allah berilah petunjuk kepada kami sampai nyawa kami dicabut. Aamiin.

Riza Almanfaluthi

sumber : Hidayah Untuk Chan Chun Hwa | Siti Sulastri Khairunnisa

Related Posts:

Menyusun Sendiri Kebahagiaan Diri

Islamic-Daily -- Di sebuah kelas, seorang guru membagikan sebuah kertas mewarnai yang berisi gambar pemandangan beserta satu kotak crayon kepada anak-anak murid TK-nya. Untuk pembagian crayon, mereka tidak diberikan 12 jenis pinsil warna yang komplit. Tapi paling banyak hanya 8 warna. Tiap anak mendapat pensil warna berbeda-beda. Sengaja untuk memancing kreativitas anak.

Menyusun Sendiri Kebahagiaan Diri
Di antara murid-murid tersebut, terdapat 2 anak yang spesial di antara mereka. Kedua-duanya hanya memiliki warna hitam, putih, merah, kuning, dan biru. Kedua anak tersebut berbeda sikapnya saat bekerja mewarnai kertas tesebut.

Salah seorang dari mereka uring-uringan tidak mau mewarnai. "Bagaimana bisa mewarnai?", pikirnya. "Gambar matahari yang ada pada kertas tersebut, seharusnya diwarnai dengan warna oranye. Tapi aku tidak mendapati warna oranye di kotak crayon yang dibagikan. Gambar pepohonan seharusnya diwarnai dengan warna hijau. Tapi tidak ada warna hijau. Selain itu, tidak ada warna biru muda. Yang ada warna biru tua. Padahal aku ingin langit diwarnai dengan warna biru muda"

Anak tersebut begitu idealisnya. Ia tidak bisa menerima kekurangan-kekurangan yang ada. Akhirnya, alih-alih mewarnai, ia hanya merajuk diam tanpa melakukan apa pun. Ia hanya bisa iri atas teman lain yang memiliki pinsil warna yang lengkap.

Anak yang lain malah asyik mewarnai. Memang, warna yang tersedia tidak komplit. Tapi itu tidak menghalanginya untuk mendapatkan keasyikan dari aktifitas mewarnai. Ia cukup cerdas mengakali kekurangan warna tersebut. Untuk mewarnai gambar matahari, mula-mula ia beri warna kuning. Lalu warna kuning itu ia timpa dengan warna merah. Hasilnya, warna oranye yang cerah untuk matahari.

Begitu juga untuk warna pepohonan, mula-mula ia beri warna biru, lalu ia campurkan dengan warna kuning sehingga membentuk warna hijau. Lalu untuk warna langit, mula-mula ia beri warna biru tua. Setelah itu ia goreskan pinsil warna putih sehingga warna birunya sedikit memudar.

Saudaraku, setidaknya itu menggambarkan penyikapan insan atas apa yang diterimanya. Ada manusia yang sulit menerima kekurangan-kekurangannya. Ia menghabiskan waktunya untuk mengeluh karena tidak memiliki apa yang orang lain miliki. Ia mengeluh karena istri yang dimilikinya tidak cantik, atau gaji yang diterimanya tidaklah memadai, atau pekerjaan yang digelutinya tidak menyenangkan, dsb.

Insan model tersebut, adalah insan yang berkata, "Ah, andai gajiku lebih besar lagi, tentu aku bisa berinfak". "Ah, andai istriku cantik, tentu mudah untuk ghodul bashor." "Ah, andai pekerjaanku tidak terlalu sibuk, tentu aku bisa menghafal Al-Qur’an."

Orang seperti ini tidak bisa bahagia atas apa yang dimilikinya. Ia tidak mampu menyusun sendiri kebahagiaan dirinya. Dalam cerita di atas, orang seperti ini jauh berbeda dengan sikap anak yang kedua.

Bandingkan dengan sikap anak yang kedua. Ia adalah profil orang yang mampu menyusun sendiri kebahagiaan dirinya atas apa yang ia miliki. Ia tidak peduli dengan apa yang tidak dimilikinya, dan tidak peduli atas apa yang orang lain miliki. Orang seperti ini kebahagiaannya tidak bisa didikte oleh keterbatasan. Dengan apa yang dimilikinya, ia mampu menciptakan kebahagiaan.

Kebahagiaan terbentuk bukan tergantung dari keberadaan materi, tapi tergantung dari keberkahan materi. Sebuah materi menjadi berkah manakala ia memberikan manfaat bagi pemiliknya.

Aktivitas orang tipe kedua juga tidak bisa didikte oleh keterbatasan. Apabila ia ingin bersedekah tapi benar-benar tidak punya barang untuk disedekahkan, maka ia bisa melakukan sholat dhuha, atau ia bisa menawarkan tenaganya untuk membantu orang lain. Minimal, ia memiliki senyum untuk disedekahkan kepada orang lain.

"Bagi masing – masing ruas dari anggota tubuh salah seorang diantara kalian harus dikeluarkan sedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, Setiap tahmid adalah sedekah, Setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan untuk melakukan kebaikan adalah sedekah, melarang dari kemungkaran adalah sedekah, dan semua itu dapat tercukupi dengan melakukan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR. Muslim)

Saudaraku, susunlah kebahagian sendiri atas apa yang kita miliki.


sumberMenyusun Sendiri Kebahagiaan Diri

Related Posts:

Akankah Aku Bisa Menjadi Sepertimu?

Islamic-Daily -- Ada seorang laki-laki yang ingin sekali punya anak. Setelah bertahun-tahun berdoa, berharap dan berusaha akhirnya keinginannya dikabulkan oleh Allah SWT. Anda tentu bisa membayangkan bagaimana kebahagiaan lelaki itu. Saat rasa cinta kepada sang anak begitu bergelora Allah SWT memerintahkannya untuk menyembelih sang buah hati yang sangat ia cintai. Saya tidak bisa membayangkan perasaan yang berkecamuk dalam hati laki-laki bernama Ibrahim AS itu.

Akankah Aku Bisa Menjadi Sepertimu?
Begitu cintanya lelaki ini kepada Allah SWT, ia relakan sesuatu yang sangat dicintainya untuk dikorbankan. Oh, aku tertegun. Hal terbaik apa yang sudah saya korbankan? Mengapa terkadang aku masih menomorduakan perintah-perintah Allah SWT? Terlalu sibuk dengan kesenangan dunia yang hanya sementara. Terlalu terburu-buru dan tak sabar dengan janji dari Yang Maha Tahu. Pantaskah saya mengaku bahwa saya sangat mencintai Allah SWT?

Padahal saat taat kepada Allah SWT, maka kita akan mendapat berbagai jalan dari arah yang tidak terduga. Sebagaimana Ibrahim AS, ia rela korbankan yang terbaik tetapi dia tak kehilangan yang terbaik bahkan mendapat ganti sesuatu yang diluar nalar manusia, seekor domba terbaik.  Janji Allah SWT pasti bahwa siapa yang taat kepada-Nya akan mendapat berbagai kemudahan dari berbagai penjuru. Tetapi mengapa terkadang kita masih ragu?

Dalam bisnis kita diingatkan untuk bertransaksi secara halal, tetapi mengapa kita masih juga berani menggunakan cara-cara yang haram? Hasilnya? Keuntungan bisnis habis untuk sesuatu yang tidak jelas. Bagi yang bekerja, gajinya terserap habis untuk angsuran yang semakin membesar. Hidup kita akhirnya diperbudak dunia. Kita dibuat sibuk tetapi tidak ada hasil signifikan yang bisa kita nikmati.

Hal-hal yang kita berikan kepada Allah SWT bukanlah yang terbaik. Waktu yang diberikan kepada-Nya adalah waktu-waktu sisa setelah kita lelah untuk urusan dunia. Di saat sepertiga malam Allah SWT merindukan kehadiran kita, tetapi justru kita tertidur pulas atau di depan TV menonton sepak bola. Sedekah atau sumbangan yang kita persembahkan hanyalah recehan, sisa-sisa dari belanja kita bukan sedekah yang disiapkan sejak semula.

Ketika Allah SWT meminta kepada kita melalui nabi-Nya, ‘sampaikanlah walau hanya satu ayat’, kita hanya berdiam diri tanpa aksi bahkan terkadang sibuk menghujat orang-orang yang sibuk berbuat kebaikan. Ketika kita diminta berpegang teguh kepada kitab suci yang Dia turunkan, ternyata kitab suci itu justru kita kunci di dalam almari.

Kita, atau setidaknya saya, belum memberikan yang terbaik untuk Allah SWT. Pantaslah bila berbagai jalan kemudahan dan solusi kehidupan tidak begitu mudah hadir dalam kehidupan kita. Mengapa kita belum memperoleh yang terbaik? Karena kita juga belum memberikan yang terbaik kepada Sang Maha Kuasa.

Terima kasih wahai Nabiyullah Ibrahim AS. Akankah Aku Bisa Menjadi Sepertimu? menjadi kekasih Allah SWT.

Salam SuksesMulia!
Jamil Azzaini

sumber : Akankah Aku Bisa Menjadi Sepertimu?

Related Posts:

Solusi Saat Rezeki Sempit

Islamic-Daily -- Alhamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah atas Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Solusi Saat Rezeki Sempit
Solusi Saat Rezeki Sempit
Sesungguhnya rizki ada di tangan Allah semata. Dia lapangkan dan menyempitkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki. Pastinya dengan hikmah dan keadilan-Nya. Maka betatapun usaha dilakoni seseorang dalam mencari rizki, tidak diperolehnya kecuali sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan untuknya. Sebaliknya, betapa besar usaha orang untuk menghalangi sampainya rizki kepadanya maka rizki itu akan tetap diperolehnya sebagaimana tidak ada penghalangnya.

أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman." (QS. Al-Ruum: 37)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajari zikir sesudah shalat,

اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ 

"Ya Allah, tidak ada yang bisa mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau cegah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Imam al-Thabrani meriwayatkan dalam al-Kabirnya, dari Abu Darda' Radhiyallahu 'Anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam beliau bersabda,

إن الرِّزق ليَطْلب العبد أكثر مما يطلبه أجَلُه


"Sesungguhnya rizki mencari hamba lebih banyak daripada ajal mencarinya." (Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami')

Sesungguhnya jatah rizki seperti jatah umur. Tidak akan habis, jika belum sampai habis ajal. Sehingga kita tidak akan terlalu bersedih dan berduka dalam kehidupan dunia ini. Walau harus tetap berusaha dengan mempercayakan kepada Allah.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rizki! Ketahuilah, sesungguhnya seorang jiwa tidak akan mati kecuali telah sempurna rizkinya. Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rizki. Ambil yang halal dan tinggalkan yang haram." (Disebutkan Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah no. 2866)

Maka kewajiban hamba dalam rizki ini ada dua perkara:
Pertama, mengusahakan sebab yang dibolehkan syariat untuk memperoleh rizki yang halal. Kedua, ridha dengan pembagian Allah kepadanya karena hakikat ketetapan Allah atas hamba mukmin adalah baik. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

"Sungguh menakjubkan urusan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh urusannya adalah baik; ?dan itu tidak dimiliki kecuali orang mukmin. Jika ia mendapat kelapangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika mendapat kesulitan/kesusahan, ia bersyukur, maka itu baik baginya." (HR. Muslim)

Hakikat Kebahagiaan Hidup di Dunia

Perlu dipahami, hakikat kebahagiaan di dunia ini bukan semata dengan banyaknya harta. Sesungguhnya kebahagiaan itu dengan iman, qana'ah, dan ridha dengan pembagian Allah Ta'ala. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-Nahl: 97)

Balasan Hayah Thayyibah berlaku pada kehidupan dunia. Bentuknya berupa tenangannya hati dan tentramnya jiwa serta tidak disibukkan dengan godaan-godaan yang memalingkan hatinya. Bentuk lainnya, Allah memberikan rizki yang halal lagi baik kepadanya dari jalan yang tak disangka-sangka.

Ali bin Abi Thalib menafsirkannya dengan qana'ah (merasa cukup dan ridha dengan pemberian Allah).

Al-Dhahak berkata, "Ia (hayah thayyibah) adalah rizki halal dan ibadah di dunia." Dalam perkataan beliau yang lain, "Ia adalah amal ketaatan dan senang dengannya." Namun yang benar menurut Ibnu Katsir, Hayah Thayyibah mencakup semua ini secara keseluruhan. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih, "Sungguh beruntung orang yang telah masuk islam, diberi rizki yang cukup, dan diberikan rasa cukup (qana'ah) oleh Allah atas apa yang telah diberikan kepadanya." (HR. Muslim, al-Tirmidzi dan Ahmad)
Saat Rizki Berkurang

Sesungguhnya dunia di sisi Allah tidak memiliki nilai lebih. Bahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah membuat permisalan, dunia lebih hina daripada bangkai anak kambing yang cacat. Dan jika dunia itu memiliki nilai di sisi Allah seberat sayap nyamuk niscaya orang kafir tidak akan diberi minum di dunia ini. (HR. Ibnu Majah)

Maka sesuatu yang hina tidaklah layak memalingkan kita dari akhirat dan mempersipakan bekal perjumpaan dengan Allah 'Azza wa Jalla. Saat ia berkurang atau hilang tidaklah boleh menjadikan kita kehilangan harapan kenikmatan yang abadi di surga. Maka janganlah terlampau sedih dan berduka saat dunia berkurang. Jangan putus asa dan merasa menjadi orang sengsara. Lihatlah orang lain yang taraf ekonominya di bawahmu -dan jangan pandang yang di atasmu-, niscaya kamu akan mendapati nikmat Allah ada padamu. Yakinlah, jika engkau sekarang fakir maka banyak orang yang hidupnya terbebani dengan hutang-hutang. Jika jumlah harta yang ada di tanganmu sedikit, maka ketahuilah bahwa ada orang selainmu yang kehilangan harta, kesehatan, dan anaknya. Ridhalah dengan takdir Allah dalam pembagian rizki ini. Ketahuilah, Allah hanya menghendaki kebaikan untukmu dalam takdir-Nya ini.

Saat mendapati hidup yang sempit dan kekurangan rizki ada beberapa sikap yang harus diambil: Pertama, menambah sifat qana'ah.

Kedua, mengusahakan sebab rizki sambil bertawakkal kepada Allah Ta'ala.

Ketiga, melaporkan kesusahannya kepada Allah dengan berdoa dan bersimpuh di hadapan-Nya dalam shalat, khususnya pada qiyamulail di sepertiga malam terakhir. Saat itu Allah turun ke langit dunia dan menawarkan kepada para hamba-Nya: Siapa yang mau berdoa kepada-Ku niscaya aku kabulkan doanya, Siapa yang meminta kepada-Ku siscaya aku beri permintaannya, siapa yang memohon ampun kepada-Ku niscara Aku mengampuninya.

Allah 'Azza wa Jalla  berfirman,

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Thaahaa: 132)

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan riwayat yang menunjukkan bahwa shalat dalam ayat di atas adalah shalat malam. Kemudian beliau berkata, "Yakni apabila kamu tegakkan shalat maka rizki akan datang kepadamu dari jalan yang tak pernah kamu sangka-sangka."

Keempat, meningkatkan taubat dan memperbanyak istighfar. Karena maksiat itu menjadi sebab sempitnya rizki dan datangnya kesulitan. Hal ini sebagaimana dikabarkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Sesungguhnya seseorang diharamkan rizki disebabkan dosa yang dilakukannya." (HR. Ahmad dan selainnya)

Allah Ta'ala berfirman tentang petuah Nabi Nuh 'alaihis salam kepada umatnya agar banyak istighfar,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

"Maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai"." (QS. Nuuh: 10-12)

Allah menerangkan tentang titah Nabi Hud kepada kaumnya untuk istighfar, ia menjadi sebab bertambahnya kekuatan fisik dan turunnya rizki,

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ

"Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa"." (QS. Huud: 52)

Dalam hadits disebutkan,

 مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

"Siapa yang kontinyu beristighfar maka Allah jadikan baginya jalan keluar dari setiap kesulitannya, kesudahan dari setiap kesedihannya, dan memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Selanjutnya isi kehidupan dengan ketaatan dan kebaikan. Sesungguhnya karunia Allah didapatkan dengan ketaatan dan suka berbuat baik kepada sesama. Sebaliknya kemaksiatan dan sikap buruk kepada orang merupakan sebab kesulitan dan kesusahan. Karena sesunggguhnya balasan sesuai dengan jenis amal. Wallahu Ta'ala A'lam.


SumberSolusi Saat Rezeki Sempit

Related Posts:

Bekerja Di Pagi Hari Mendatangkan Keberkahan

Islamic-Daily  -- Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Bekerja Di Pagi Hari Mendatangkan Keberkahan
Diantara jalan untuk meraih keberkahan dari Allah adalah dengan menanamkan semangat untuk hidup sehat dan produktif, serta menyingkirkan sifat malas sejauh-jauhnya. Caranya, senantiasa memanfaatkan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hal-hal yang berguna dan mendatangkan kemaslahatan bagi hidup kita. Termasuk memanfaatkan waktu yang paling baik untuk memulai bekerja dan mencari rizki, yakni waktu pagi. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah memanjatkan doa keberkahan untuk umatnya;

اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا

”Ya Allah, berkahilah untuk ummatku waktu pagi mereka.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani).

Hikmah dikhususkannya waktu pagi dengan doa keberkahan, lantaran waktu pagi merupakan waktu dimulainya berbagai aktivitas manusia. Sebagaimana firman Allah yang menyebutkan waktu nahar (siang) sebagai tempat mencari penghidupan, “Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (QS. Al-Naba’: 11)

Jika seseorang menyambut ayat di atas dari awalnya, niscaya ia akan mendapat keberkahan dalam waktu paginya. Ditambah lagi dengan kondisi seseorang yang masih cukup semangat karena dia usai beristirahat di malam hari. Oleh karenanya, beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendoakan keberkahan pada waktu pagi ini agar seluruh umatnya memperoleh bagian dari doa tersebut.

Sebagai penerapan langsung dari doa ini, apabila beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengutus pasukan perang maka beliau melepaskannya di pagi hari, sehingga pasukan diberkahi dan mendapatkan pertolongan serta kemenangan.

Contoh lain dari keberkahan waktu pagi ialah sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat Shakhr al-Ghamidi Radhiyallahu 'Anhu -yaitu perawi hadits ini. Shakhr bekerja sebagai pedagang. Usai mendengarkan hadits ini, ia pun menerapkannya. Tidaklah ia mengirimkan barang dagangannya melainkan di pagi hari. Dan benarlah, keberkahan Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat ia peroleh. Diriwayatkan, perniagaannya berhasil dan hartanya melimpah-ruah. Dan berdasarkan hadits ini pula, sebagian ulama menyatakan, tidur pada pagi hari makruh hukumnya.

    . . . beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendoakan keberkahan pada waktu pagi ini agar seluruh umatnya memperoleh bagian dari doa tersebut. . . .

Kapan Waktu Pagi Untuk Bekerja?

Al-Munawi menjelaskan, sepatutnya seorang hamba mencari rizkinya pada waktu yang diberkahi. Tetapi ia tidak pergi mencari rizki kecuali setelah terbit matahari. Sebelumnya ia berdiam diri untuk berzikir dan beristighfar sehingga terbit matahari sebagaimana yang dikerjakan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Imam Nawawi berkata dalam Ru-us al-Masail: Disunnahkan bagi orang yang memiliki tugas seperti membaca  atau belajar ilmu syar’i, bertasbih, i’tikaf, atau berkarya ia melakukannya pada awal siang (pagi) begitu juga seperti bersafar dan melangsungkan akad nikah. (Dinukil dari Faidh al-Qadir Syarh Al-Jaami’ al-Shaghir)

    . . . Disunnahkan bagi orang yang memiliki tugas seperti membaca  atau belajar ilmu syar’i, bertasbih, i’tikaf, atau berkarya ia melakukannya pada awal siang (pagi) begitu juga seperti bersafar dan melangsungkan akad nikah. . . (Imam Nawawi)

Penutup

Jika seseorang bangun tidur pagi-pagi sehingga ia bisa mendapatkan shalat shubuh berjama’ah, berzikir pagi hari, lalu diteruskan dengan aktifitas mencari penghidupan; baik bekerja, bertani, beternak, berdagang, dan selainnya maka ia akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. Aktifitas mencari penghidupannya juga akan membuahkan hasil yang memuaskan. Karena ia telah keluar mencari ma’isyah di waktu yang dilimpahi berkah. Wallahu Ta’ala A’lam.

Sumber : Bekerja Di Pagi Hari Mendatangkan Keberkahan

Related Posts:

Do'a Perbaiki Semua Urusanku

Islamic-Daily  -- Do'a Perbaiki Semua Urusanku | Oleh Badrul Tamam
Do'a Perbaiki Semua Urusanku
Do'a Perbaiki Semua Urusanku

“Wahai Dzat Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri dengan sendiri-Nya, dengan rahmat-Mu aku mohon pertolongan. Perbaikilah urusanku seluruhnya dan jangan Engkau serahkan aku kepada diriku walau hanya sekejap mata.”

Sumber Doa

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepada Fathimah Radhiyallahu 'Anha,

مَا يَمْنَعُكِ أَنْ تَسْمَعِي مَا أُوْصِيْكِ بِهِ، أَنْ تَقُوْلِي إِذَا أَصْبَحْتِ وَإِذَا أَمْسَيْتِ: يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، يِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

"Apa yang menghalangimu untuk mendengar apa yang aku wasiatkan kepadamu? Hendaknya saat berada di pagi dan sore hari engkau mengucapkan, ‘Wahai Dzat Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri dengan sendiri-Nya, dengan rahmat-Mu aku mohon pertolongan. Perbaikilah urusanku seluruhnya dan jangan Engkau serahkan aku kepada diriku walau hanya sekejap mata’.” (HR. Al-Nasai dalam al-Sunan al-Kubra, Al-Bazzar, dan Al-Hakim dan ia menyatakan sahih sesuai syarat muslim. Dishahihkan Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 227)

Terdapat redaksi serupa dari hadits Abu Bakrah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: Doa saat tertimpa kesahan:

اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

"Ya Allah, hanya rahmat-Mu yang aku harapkan, maka janganlah Engkau menyerahkan aku kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata dan perbaikilah seluruh urusanku. Tiada Ilah Yang berhak disembah selain Engkau." (HR. Abu Dawud no. 5090, Ahmad no. 27898 Ibnu Hibban. Dihassankan oleh Syaikh Syuaib Al-Arnauth dan Al-Albani dalam Shahih al-Jami' no. 3388)

Keutamaan dan Kandungannya

Do'a di atas adalah satu satu bacaan zikir pagi dan sore hari. Ini dapat dilihat dari perkataan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada putrinya Fathimah Radhiyallahu 'Anha, "Apa yang menghalangimu untuk mendengar apa yang aku wasiatkan kepadamu? Hendaknya saat berada di pagi dan sore hari engkau mengucapkan . ."

Ia termasuk doa yang sangat agung. Mengandung pernyataan ubudiyah kepada Allah dan tawassul kepada Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, yaitu al-Hayyu dan al-Qayyum. Di mana seorang hamba berharap bantuan dan dukungan-Nya serta meminta pertolongan dengan rahmat-Nya yang meliputi segala sesuatu. Harapannya, ia mendapatkan sesuatu yang membuatnya bahagia dunia-akhirat.

Kemudian ia meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar memperbaiki segala urusan dan hal-ihwalnya. Ia berdoa, "Perbaikilah urusanku seluruhnya," maksudnya: segala urusanku yang ada dalam rumahku, keluargaku, tetanggaku, sahabatku, pekerjaanku, studiku, jiwaku, hatiku, kesehatanku, dan segala sesuatu yang berhubungan denganku. Jadikanlah semua itu baik dan menyenangkan untukku.

Di sana ada keyakinan bahwa baiknya urusan seorang hamba adalah karunia Allah Ta'ala. Bukan semata hasil usaha hamba dan kemahirannya. Karenanya, doa tersebut ditutup dengan pengakuan akan kefakiran dan kelemahan diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sehingga seorang hamba benar-benar tunduk dan berserah diri kepada keagungan Allah 'Azza wa Jalla.  Ia berkata,

 وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

"Jangan Engkau serahkan aku kepada diriku walau hanya sekejap mata.” Maksudnya: jangan Engkau tinggalkan aku bersama kelemahanku sekejap saja, tapi sertailah aku dengan kesejahteraan selama-lamanya serta tolonglah aku dengan kekuatan dan kuasa-Mu. Karena siapa yang bertawakkal kepada Allah maka Dia akan mencukupkannya. Siapa yang memohon pertolongan kepada Allah, maka Dia akan menolongnya. Sesungguhnya seorang hamba senantiasa butuh kepada Allah setiap saat. tak sedetikpun ia mampu lepas dari pertolongan-Nya.

Celaan Merasa Tidak Butuh Kepada Allah

Sesungguhnya Allah telah mencela orang-orang yang tertipu dengan kekayaan dan kekuasaannya sampai ia lupa diri dan lupa akan kefakiran dan butuhnya kepada Allah; sehingga ia melampaui batas dan menyombongkan diri, maka ia menjadi orang celaka.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى

"Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup." (QS. Al-'Alaq: 6-7)

وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى

"Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar." (QS. Al-Lail: 8-10)

Letak Kesempurnaan Hamba

Sesungguhnya kesempurnaan hamba ditentukan oleh ubudiyahnya, pengakuannya terhadap kefakiran diri di hadapan Rabb-nya dan sangat-sangat butuh kepada-Nya, dan tidak bisa lepas dari pertolongan Allah walau sekejap mata. Karenanya, ia senantiasa berdoa,

أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

"Perbaikilah urusanku seluruhnya dan jangan Engkau serahkan aku kepada diriku walau hanya sekejap mata.”

Juga senantiasa berdoa,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

 “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu." (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)

Ia yakin bahwa hatinya berada di tangan Allah 'Azza wa Jalla. Dirinya tidak punya kuasa sedikitpun terhadapnya. Sedangkan Allah mengarahkan hati tersebut sekehendak-Nya. Dia berfirman tentang hakikat ini,

وَلَوْلَا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا

"Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka." (QS. Al-Isra': 74)

Penutup

Doa di atas sangat baik untuk dibaca setiap muslim pada pagi dan sore hari. Sebagai wujud ubudiyah kepada Allah dan butuhnya ia kepada pertolongan-Nya. Dengan ini, insya Allah, segala urusannya akan diperbaiki oleh Allah sehingga ia senantiasa berada di atas Shirathal Mustaqim, jalan petunjuk yang menyampaikan kepada kecintaan dan surga-Nya. Wallahu Ta'ala A'lam.

SumberDo'a Perbaiki Semua Urusanku

Related Posts:

Bayi Dapat Mendengar

Islamic-Daily  -- Terbukti dari seluruh indera yang Allah Swt berikan kepada manusia, pendengaran adalah indera yang paling pertama dan terakhir AKTIF. Saat manusia masih dalam bentuk janin di rahim ibunda, ia sudah dapat mendengar dunia luar. Pendengaran pun adalah indera terakhir yang berfungsi saat manusia SEKARAT menjelang ajal. Sebab itu kita diperintahkan TALQIN.

Bayi Dapat Mendengar
Bayi Dapat Mendengar
Kaum Zionis Yahudi, menebarkan virus kepada ibu HAMIL untuk memperdengarkan musik untuk janin yang dikandungnya. Dengan alasan bahwa ini akan merangsang pertumbuhan otak bayi. Belakangan dalam sebuah riset hal ini terbukti BOHONG adanya.

Beda dengan pengalaman yang Allah Swt beri untuk keluarga kami. Di rumah, kami memperdengarkan ayat ayat Al Quran untuk anak anak kami baik yang sudah terlahir atau masih dalam kandungan. Dengan telaten istri saya membacakan ayat ayat Allah itu 5 kali dlm 3 WAKTU BENING: Subuh, Maghrib & Jelang tidur.

Alhamdulillah, meski belum bisa baca Al Quran. Anak kami sudah hafal 3 juz Al Quran hingga sekarang. Hal ini hanya mengandalkan INDERA PENDENGARAN mereka.

Rasulullah Saw tidak bisa baca-tulis, namun beliau Saw menerima wahyu mengandalkan indera pendengaran, meskipun tidak lagi pada usia anak anak.

Nah, mulai sekarang… Berlatihlah mendengar ayat ayat Allah Swt dengan suka cita dan hati yang ridha! Anda akan dapati bahwa sungguh ada kemudahan untuk menghafalnya bila Anda mau MENDENGAR.

“Sungguh PENDENGARAN, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawaban.” (QS. 17:36)

Wassalam,
Bobby Herwibowo

Sumber : Bayi Dapat Mendengar

Related Posts:

5 Dampak Buruk Memakan Makan Haram

Islamic-Daily  -- Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

5 Dampak Buruk Memakan Makan Haram
Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk memakan yang halal dari makanan sebelum memerintahkan mereka untuk mengerjakan amal shalih. Karena makanan yang dikonsumsi seseorang memberi pengaruh yang kuat dalam amal-amal yang dikerjakannya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh.  Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mukminun: 51)

Ibnu Katsir berkata, “Allah Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya dari para Rasul ‘Alaihimus Shalatu Wassalam Ajma’in untuk makan yang halal dan menjalankan amal shalih. Ini menunjukkan bahwa makanan halal membantu untuk beramal shalih. Lalu para nabi menjalankan perintah ini dengan sempurna. . .”

Sebagian ulama berkata: Setiap apa yang Allah Ta’ala halalkan maka pasti ia baik dan bermanfaat untuk fisik dan agama seseorang. Sebaliknya, setiap apa yang Allah haramkan maka itu buruk dan berbahaya terhadap fisik dan agamanya.” (Dinukil Ibnu Katsir dalam tafsirnya)

Sesuatu yang haram hanya akan mendatangkan keburukan walaupun ia menarik dan banyak orang terpukau kepadanya. Sesungguhnya nilai baik itu ditentukan oleh syariat, bukan dengan akan semata.

Dampak Buruk Memakan Makanan Haram

Di antara dampak buruk yang diakibatkan dari makanan yang haram adalah:

Pertama: makanan haram akan merusak hati. Apa yang dikonsumsi seseorang ke dalam perutnya memiliki hubungan sangat erat dengan qalbunya; sehat dan rusaknya. Karenanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak.” Kemudian sesudah itu beliau bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati.” (Muttafaq ‘Alaih)

Al-Munawi berkata: “Rasulullah menyabdakan ini sesudah sabda beliau ‘perkara halal itu jelas’, sebagai peringatan bahwa makanan halal akan menyinari dan memperbaiki hati, sedangkan makanan syubuhat akan membuat hati keras.”

Maka orang-orang yang biasa mengonsumsi makanan haram hatinya akan menjadi keras dan kasar. Karena Allah mencabut rasa iba, lemah lembut, dan penyayang dari hati mereka. Sehingga mereka tidak merasa kasihan kepada orang fakir dan tidak terketuk hatinya membantu orang-orang yang kesusahan.

Kedua: Doa tidak dikabulkan. Karena makanan haram menghalangi terkabulnya doa dan diijabahi permohonan. Dalilnya, hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang menyebutkan seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a: ‘Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.’ Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan dikenyangkan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do'anya?” (HR. Muslim)

Umar bin al-Khathab berkata, “Dengan menjauhi apa yang Allah haramkan dan bertasbih maka akan dikabulkan doa.”

Ibnu Rajab berkata, “Makanan, minuman, dan pakaian yang haram serta mengenyangkan diri dengannya menjadi sebab tidak dikabulkannya doa.”

Ketiga: Merusak amal-amal shalih. Akibatnya, makanan yang haram menyebabkan amal-amal ibadah tidak diberi pahala.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Shalat tidak diterima tanpa bersuci & tidak pula shaqadah yang dari kecurangan akan diterima.” (HR. Muslim)

Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu berkata, “Allah tidak akan menerima shalat seseorang yang di dalam lambungnya terdapat makanan haram.”

Ibnu Daqiq berkata dalam syarah hadits Muslim di atas, " . . . Dan bahwa makanan lezat yang tidak mubah akan menjadi bencana atas pemakannya serta amalnya tidak diterima oleh Allah.”

Wahab bin al-Warad berkata, “Jikalau kamu menjalankan ibadah selama pasukan ini pergi maka sedikitpun tak bermanfaat untukmu sehingga engkau lihat apa yang masuk ke dalam perutmu; halal ataukah haram itu?”

Keempat: merasa hina dan rendah. Mengonsumsi makanan haram akan merasa hina dan rendah diri karena dia hidup di atas kezaliman terhadap orang lain, memakan harta mereka dan merampas hak-hak mereka. Sehingga hatinya merasa hina dan jiwanya merasa rendah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

“Dan dosa adalah sesuatu yang membuat goncang hatimu dan engkau tidak suka orang-orang mengetahuinya.” (HR. Muslim)

Kelima: Menyebabkan keturunannya rusak. Yakni makanan haram yang dikonsumsi seseorang untuk dirinya dan keluarganya akan menyebabkan keturunannya menjadi rusak agama dan akhlaknya. Allah tidak menjaga mereka sebagai hukuman atas perbuatan orang tua yang mengambil yang haram. Karena anak yang shalih, baik, dan nurut menjadi pembahagia dan permata untuk orang tuanya. Allah cabut kebahagiaan ini dari hidupnya.

Sebaliknya, siapa yang mencukupkan diri dengan yang halal maka Allah akan menjaga dan memberkahi keturunannya. Ibnu al-Munkadir berkata, “Sesungguhnya Allah akan senantiasa menjaga anak dan cucu orang shalih serta orang-orang disekitarnya dengan sebab dirinya. mereka senantiasa mendapat perlindungan dan pengamanan dari Allah.”Wallahu Ta’ala A’lam.

Oleh : Badrul Tamam

Sumber : 5 Dampak Buruk Memakan Makan Haram

Related Posts:

Doa Keberkahan Di Awal Pagi

Islamic-Daily -- Oleh : Badrul Tamam
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلا مُتَقَبَّلا

Allaahumma Innii As-aluka ‘ilmaan Naafi’an, Warizqan Thayyiban, Wa’amalan Mutaqabbalan

“Ya Allah, Sungguh aku minta kepada-Mua ilmu ilmu yang manfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.”

Doa Keberkahan Di Awal Pagi
Doa Keberkahan Di Awal Pagi
Sumber Doa

Dari Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila selesai shalat Shubuh selepas salam beliau membaca:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah, Sungguh aku minta kepada-Mua ilmu ilmu yang manfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah,

Kapan Dibacanya?

Doa yang agung ini dibaca setelah selesai dari shalat Shubuh. Termasuk bacaan zikir ba’da shalat. Namun dikhususkan pada shalat Shubuh saja. Ini dikuatkan pula pada redaksi lain dalam Musnad Ahmad, “Beliau membaca fi dubur al-Fajri (di belakang shalat fajar) apabila beliau sudah selesai shalat.”

Keutamaan Doa

Doa ini senantiasa dibaca Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam setiap paginya. Tepatnya sesudah selesai mengerjakan shalat Shubuh. Ini saja sudah menunjukkan keutamaannya.

Adapun isinya sungguh sangat luar biasa. Berisi arahan seorang muslim dalam mengisi harinya. Agar tidak lepas dari mencari ilmu yang manfaat, rizki yang halal, dan beramal shalih yang diterima.

Seorang muslim memulai harinya dengan bertawajjuh kepada Allah Ta’ala agar diberi tiga permintaan yang sangat dibutuhkan dalam hidupnya. Ia meminta tolong kepada Allah agar dibatu untuk mewujudkan harapannya yang agung ini.

Keutamaan Ilmu Manfaat

Sangat luar biasa, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengawali permintaan dalam doa ini dengan ilmu yang manfaat sebelum beliau meminta rizki yang baik dan amal yang diterima. Ini mengisyaratkan, dengan ilmu yang manfaat seorang muslim bisa membedakan antara rizki yang baik (halal) dan yang tidak baik, membedakan antara amal shalih yang diterima dan amal yang tidak shalih yang akan tertolak. Karena terkadang seseorang rancu menilainya, ia mengira mengerjakan amal shalih yang akan diterima padahal hakikatnya tidak demikian.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

“Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104)

Terkadang terjadi pula, seseorang mengira rizki dan harta yang diperolehnya adalah baik dan bermanfaat. Padahal, sebenarnya ia buruk dan membahayakan. Dan seseorang tidak bisa membedakan antara yang bermanfaat dan membahayakan, yang baik dan yang buruk kecuali dengan ilmu yang manfaat.

Allaahumma Innii As-aluka ‘ilmaan Naafi’an: ilmu yang bermanfaat bagi pemiliknya dan orang lain. Di dalamnya terkandung makna bahwa ilmu ada dua macam: ilmu nafi’ (ilmu yang manfaat) dan ilmu yang tak manfaat. Dan ilmu nafi’ yang paling utama adalah ilmu yang diperoleh seorang muslim yang bisa mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dan ilmu manfaat inilah yang sering diminta oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam doanya, “Ya Allah, jadikan manfaat untukku apa yang Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku apa-apa yang menfaat bagiku, dan tambahkanlah ilmu yang manfaat kepadaku.” (HR. Al-Tirmidzi)

Pentingnya Rizki Baik (halal)

Makna rizqan thayyiban dalam doa di atas adalah rizqan halalan (rizki yang halal). Ini juga mengisyaratkan bahwa rizki ada dua bentuk: thayyib (baik) dank habits (buruk). Sedangkan Allah Ta’ala adalah Thayyib (Maha Baik) dan tidak menerima kecuali yang baik-baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang orang yang beriman dengan sesuatu yang telah diperintahkan kepada para Rasul-Nya.

 يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً

“Wahai para Rasul makanlah kamu dari yang baik dan kerjakanlah amal shaleh.” (QS. Al-Mukminun: 51)

Makan yang halal akan membantu seseorang dalam beramal shalih. Siapa yang makanannya halal maka anggota badannya akan terdorong untuk menjalankan ketaatan. Sebaliknya, siapa yang makanannya haram maka anggota badannya akan terdorong berbuat maksiat baik ia kehendaki atau tidak, ia tahu atau tidak. Imam Ahmad berkata: Apabila makanan mengumpulkan empat perkara maka ia telah sempurna: apabila disebut nama Allah di awalnya, memuji Allah (Alhamdulillah) di akhirnya, banyak tangan yang ikut memakannya, dan diperoleh dari jalan yang halal.”

Amal Diterima

Makna ‘Amalan Mutaqabbala adalah amal yang diterima di sisi Allah Ta’ala. Amal yang akan mendapat pahala dan ganjaran yang baik dari-Nya. Ini mengisyaratkan bahwa tidak semua amal yang dikerjakan untuk mendekatkan diri kepada Allah itu diterima. Tetapi hanya amal yang shalih saja yang akan diterima. Sedangkan amal disebut shalih apabila dikerjakan hanya untuk Allah semata dan dikerjakan sesuai sunnah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Apakah Cukup Berdoa?

Doa ini harus diikuti dengan mengusahakan sebab. Jika seseorang meminta ilmu manfaat, maka ia harus mendatangi majelis ilmu, membaca buku, bertanya, dan selainnya.

Jika ia meminta rizki yang baik maka ia haruslah bekerja, berdagang, dan cara-cara halal lainnya untuk mendapatkan rizki.

Dan jika ia ingin mendapat pahala dari amal shalihnya. Maka ia harus mengusahakan syarat-syaratnya, yakni ia harus ikhlas dalam beramal dan menyesuaikan amal dengan tuntutnan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Pertama bisa diperoleh dengan mengesampingkan kepentingan dari selain Allah, ia menguatkan iradah kepada Allah. Kedua, bisa diperoleh dengan ia memahami ajaran Islam yang telah disampaikan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita ampunan dan rahmat-Nya sehingga melimpahkan keberkahan dalam hidup kita. Wallahu Ta’ala A’lam. [PurWD/voa-islam.com]

SumberDoa Keberkahan Di Awal Pagi

Related Posts:

Perbanyaklah Beristighfar

Islamic-Daily  -- Apa yang dipersepsikan manusia tentang kegunaan istighfar? Banyak di antara manusia mengira bahwa istighfar hanyalah sebuah permohonan ampun dan pengakuan atas laku dosa yang pernah diperbuat.Padahal, ada efek lain yang dimiliki oleh istighfar. Tapi, hal ini sering kali dialpakan banyak manusia. Cobalah minta kepada manusia untuk menyebut nama Allah SWT, Arrazzaq, misalnya, yang berarti Dia Yang Maha Memberi Rezeki.Kemudian minta sekali lagi kepada manusia yang sama untuk beristighfar. Maka, manakah di antara dua kebaikan ini yang lebih ia suka?

Perbanyaklah Beristighfar
Lafadz Istighfar
Banyak di antara manusia yang rupanya lebih menyukai menyebut nama Allah SWT, Arrazzaq, dibandingkan beristighfar. Itu mereka lakukan sebab mereka berharap rezeki berlimpah dari Allah SWT.Seandainya mereka tahu, dengan melazimkan istighfar, tidak hanya mereka yang akan mendapat ampunan Allah SWT. Mereka juga bakal mendapatkan banyak sekali keberkahan disebabkan istighfar yang mereka lakukan.

Dalam QS Nuh [71]: 10-13, Allah SWT berfirman, ”Maka, aku katakan kepada mereka, ‘Beristighfarlah kalian (mohonlah ampun kepada Tuhanmu) sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun, dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?”Tidakkah kita perhatikan dalam ayat ini bahwa istighfar tak hanya akan mendatangkan ampunan Allah SWT? Bahkan, istighfar mendatangkan beberapa keberkahan yang teramat luar biasa.

Istighfar dalam ayat-ayat di atas memberi manusia keberkahan berupa datangnya hujan lebat yang berarti rezeki melimpah, memperbanyak keturunan, harta yang berkah, dan memberikan manusia aset serta keindahan yang dalam ayat ini diwujudkan dalam bentuk kebun dan sungai.Bahkan, dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa siapa orang yang terbiasa beristighfar, ia akan banyak mendapatkan efek keberkahan yang luar biasa bernilai.

”Barang siapa yang selalu beristighfar, Allah akan memberinya kelapangan dalam setiap kesempitannya. Dan, Allah akan membukakan jalan dari kesusahannya serta Allah akan memberinya rezeki dari yang tidak disangka-sangka.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).Tiga keberkahan istighfar yang disebutkan dalam hadis ini: kelapangan hidup, terbukanya jalan, dan rezeki, senantiasa datang dari jalan yang tak terduga. Subhanallah.

Sumber : Perbanyaklah Beristighfar

Related Posts:

4 Hal Sebelum Tidur

Islamic-Daily  -- Rasulullah berpesan kepada Siti Aisyah Rhodyallahu Anha:

Ya, Aisyah, jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara yaitu :

1. Sebelum khatam Al-Quran.
2. Sebelum menjadikan para nabi bersyafaat untukmu di hari kiamat.
3. Sebelum para muslimin meridhai engkau.
4. Sebelum engkau melaksanakan haji dan umrah.

Bertanya Siti Aisyah :
“Ya Rasulullah, bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika ?“

Rasul tersenyum dan bersabda :

1. Jika engkau akan tidur, membacalah surat al-Ikhlas tiga kali.
Seakan-akan engkau telah meng-khatamkan Al-Quran.

Bismillaahirrohmaanirrohiim.
“Qulhuallaahu ahad' Allaahushshamad' lam yalid walam yuulad' walam yakul lahuu kufuwan ahad' (3x)”

2. Membacalah shalawat untukku dan untuk para nabi sebelum aku.
Maka kami semua akan memberimu syafaat di hari kiamat.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Allaahumma shallii 'alaa Muhammad wa'alaa aalii Muhammad (3x).

3. “Beristighfarlah” untuk para mukminin maka mereka akan meridhai engkau.

“Astaghfirullaahal adziim aladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih (3x).

4. Dan perbanyaklah “bertasbih, bertahmid, bertahlil dan bertakbir”.
Maka seakan-akan engkau telah melaksanakan ibadah haji dan umrah.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Subhanallaahi Walhamdulillaahi walaailaaha illallaahu allaahu akbar (3x).

Wallahu a'lam bishawab.

Mohon maaf bila ada salah kata/pengertian dalam penulisan.

Semoga kita semua bisa
mendawamkan/membiasakan 4 hal sebelum tidur itu tanpa ada rasa malas.. Aamiin...

Sumber : 4 Hal Sebelum Tidur

Related Posts:

Abdul Rahman, Seorang Mualaf yang Membimbing Mualaf

Islamic-Daily  -- Seseorang yang baru masuk Islam, kadang menghadapi proses yang sulit dan membingungkan. Para mualaf ini tak jarang harus menghadapi reaksi keras dari pihak keluarga atau menemui kesulitan untuk sekedar menemukan toko terdekat yang menjual daging halal.

Masjid Indah
Untuk membantu para mualaf baru ini melewati masa transisi, Muslim di Wales membuat proyek yang disebut New Muslim Project Wales (NMPW). Proyek ini juga menawarkan kelas-kelas pendidikan agama Islam, menggelar kegiatan sosial dan sistem pertemanan atau pendampingan bagi para mualaf baru.

Proyek ini digagas oleh Richard Fairclough, yang setelah masuk Islam bernama Abdul Rahman bersama sesama mualaf lainnya. Abdul Rahman, 57, membuat inisiatif ini berdasarkan kegiatan serupa yang dilakukan oleh New Muslim Project di wilayah Inggris Raya.

NMPW berusaha mendata para mualaf-mualaf baru di seluruh Wales dan dari data tersebut, terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah mualaf dalam jangka waktu yang cukup cepat. “Saya tidak ingin main-main dengan jumlah angka … tapi saya tercengang ketika memperbaharui database ternyata terjadi peningkatan jumlah mualaf yang cukup cepat,” kata Abdul Rahman seperti dikutip WalesOnline.

Menjadi Seorang Muslim

Abdul Rahman sendiri, sebelum masuk Islam adalah seorang Kristiani yang aktif dan taat. Suatu ketika ia pindah ke Afrika Selatan dan mendengar adzan. Ia sangat terkesan mendengar panggilan salat itu dan mulai tertarik untuk mengetahui lebih dalam figur Rasulullah Muhammad saw.

“Saya tiba disana (Capetown, ibukota Afrika Selatan) pada tahun 1992, tak berapa lama setelah sistem apartheid di negeri itu dihapus. Saya sering melihat sekelompok Muslim kulit hitam disana … dan saya perhatikan setiap hari Jumat, banyak toko milik Muslim tutup dan mereka melakukan kegiatan ibadah,” kisah Abdul Rahman mengenang pengalamannya saat di Afrika Selatan.

Ia melanjutkan ceritanya,”Di lingkungan saya, ada tiga atau empat masjid. Saya sering mendengar adzan, dan kedengarannya indah sekali … lalu saya mendengar kisah tentang Nabi Muhammad dan saya tertarik untuk mengetahuinya lebih jauh.”

“Saya punya kepercayaan dan keyakinan sebagai seorang Kristiani, tapi yang temukan dalam Islam tenyata lebih simpel dan tidak bertele-tele,” ujar Abdul Rahman.

Abdul Rahman mengucapkan dua kalimat syahadat pada tahun 2002 ketika ia kembali ke Wales. Pengalamannya menjalani kehidupan baru sebagai seorang Muslim, menjadi bekal baginya untuk membantu para mualaf baru yang menghadapi masalah dengan keluarganya.

Abdul Rahman mengatakan, bahwa seseorang yang baru masuk Islam juga harus meninggalkan kebiasaan hidupnya yang lama, yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, misalnya berhenti minum-minuman beralkohol. Itu artinya orang bersangkutan juga akan mengalami perubahan dalam kebiasaan sosialnya bahkan mungkin harus mencari teman baru.

“Sebagai Muslim, saya tidak minum minuman beralkohol karena Allah melarangnya seperti yang disebutkan dalam al-Quran. Itu artinya saya harus menjaga jarak dengan semua teman-teman yang dulu biasa pergi minum-minum dengan saya,” kata Abdul Rahman.

Ia menambahkan, “Sebagai mualaf, seseorang harus bisa menghadapi reaksi negatif, misalnya dari media massa yang kerap menggambarkan umat Islam sebagai teroris, yang dengan segala keyakinannya menjadi seorang yang fanatik, menginterpretasikan segala sesuatunya dengan negatif dan mungkin mengatasnamakan agama untuk membenarkan perbuatannya.”

“Tapi itu semua tidak selalu benar, karena mayoritas umat Islam tidak seperti itu,” sambung Abdul Rahman.

Ia menekankan, bahwa proyek bimbingan untuk para mualaf baru yang dikelolanya hanya untuk para mualaf yang usianya sudah dewas dan memutuskan masuk Islam atas keinginannya sendiri. Para mualaf baru yang bergabung dengan proyek ini mendapatkan paket berisi sajadah, al-quran dan buku biografi Nabi Muhammad saw. Para anggotanya juga bisa ikut serta dalam layanan milis agar bisa menjalin komunikasi dengan para mualaf lainnya.

“Kami tidak sedang membuat orang pindah agama. Mereka adalah orang-orang dewasa yang membuat keputusannya sendiri dan mereka ingin tahu dimana letak masjid terdekat, dimana mereka bisa beli daging halal dan pakaian apa yang selayaknya mereka pakai,” tukas Abdul Rahman.

“Kami tidak berkeliling dari pintu-pintu. Seorang Muslim akan mengetuk pintu rumah Anda, hanya untuk menawarkan bantuan,” ujarnya.

Meski prioritas utamanya adalah para mualaf, proyek yang digagas Abdul Rahman juga membuka pintu untuk mereka yang terlahir sebagai Muslim dan ingin belajar lebih dalam tentang agama Islam, atau mereka yang selama ini merasa tersesat dan ingin kembali ke jalan yang lurus. (red/aby)

Sumber : Abdul Rahman, Seorang Mualaf yang Membimbing Mualaf

Related Posts:

Di Balik Sebuah Prasangka

Islamic-Daily  -- Di sebuah negeri zaman dulu kala, seorang pelayan raja tampak gelisah. Ia bingung kenapa raja tidak pernah adil terhadap dirinya. Hampir tiap hari, secara bergantian, pelayan-pelayan lain dapat hadiah. Mulai dari cincin, kalung, uang emas, hingga perabot antik. Sementara dirinya tidak.

Di Balik Sebuah Prasangka
Hanya dalam beberapa bulan, hampir semua pelayan berubah kaya. Ada yang mulai membiasakan diri berpakaian sutera. Ada yang memakai cincin di dua jari manis, kiri dan kanan. Dan, hampir tak seorang pun yang datang ke istana dengan berjalan kaki seperti dulu. Semuanya datang dengan kendaraan. Mulai dari berkuda, hingga dilengkapi dengan kereta dan kusirnya.

Ada perubahan lain. Para pelayan yang sebelumnya betah berlama-lama di istana, mulai pulang cepat. Begitu pun dengan kedatangan yang tidak sepagi dulu. Tampaknya, mereka mulai sibuk dengan urusan masing-masing.

Cuma satu pelayan yang masih miskin. Anehnya, tak ada penjelasan sedikit pun dari raja. Kenapa beliau begitu tega, justru kepada pelayannya yang paling setia. Kalau yang lain mulai enggan mencuci baju dalam raja, si pelayan miskin ini selalu bisa.

Hingga suatu hari, kegelisahannya tak lagi terbendung. “Rajaku yang terhormat!” ucapnya sambil bersimpuh. Sang raja pun mulai memperhatikan. “Saya mau undur diri dari pekerjaan ini,” sambungnya tanpa ragu. Tapi, ia tak berani menatap wajah sang raja. Ia mengira, sang raja akan mencacinya, memarahinya, bahkan menghukumnya. Lama ia tunggu.

“Kenapa kamu ingin undur diri, pelayanku?” ucap sang raja kemudian. Si pelayan miskin itu diam. Tapi, ia harus bertarung melawan takutnya. Kapan lagi ia bisa mengeluarkan isi hati yang sudah tak lagi terbendung. “Maafkan saya, raja. Menurut saya, raja sudah tidak adil!” jelas si pelayan, lepas. Dan ia pun pasrah menanti titah baginda raja. Ia yakin, raja akan membunuhnya.

Lama ia menunggu. Tapi, tak sepatah kata pun keluar dari mulut raja. Pelan, si pelayan miskin ini memberanikan diri untuk mendongak. Dan ia pun terkejut. Ternyata, sang raja menangis. Air matanya menitik.

Beberapa hari setelah itu, raja dikabarkan wafat. Seorang kurir istana menyampaikan sepucuk surat ke sang pelayan miskin. Dengan penasaran, ia mulai membaca, “Aku sayang kamu, pelayanku. Aku hanya ingin selalu dekat denganmu. Aku tak ingin ada penghalang antara kita. Tapi, kalau kau terjemahkan cintaku dalam bentuk benda, kuserahkan separuh istanaku untukmu. Ambillah. Itulah wujud sebagian kecil sayangku atas kesetiaan dan ketaatanmu.”
**
Betapa hidup itu memberikan warna-warni yang beraneka ragam. Ada susah, ada senang. Ada tawa, ada tangis. Ada suasana mudah. Dan, tak jarang sulit.

Sayangnya, tak semua hamba-hamba Yang Maha Diraja bisa meluruskan sangka. Ada kegundahan di situ. Kenapa kesetiaan yang selama ini tercurah, siang dan malam; tak pernah membuahkan bahagia. Kenapa yang setia dan taat pada Raja, tak dapat apa pun. Sementara yang main-main bisa begitu kaya.

Karena itu, kenapa tidak kita coba untuk sesekali menatap ‘wajah’Nya. Pandangi cinta-Nya dalam keharmonisan alam raya yang tak pernah jenuh melayani hidup manusia, menghantarkan si pelayan setia kepada hidup yang kelak lebih bahagia.

Pandanglah, insya Allah, kita akan mendapati jawaban kalau Sang Raja begitu sayang pada kita. (Mn).

Sumber : Di Balik Sebuah Prasangka

Related Posts:

Muliakan Istrimu agar Engkau Dimuliakan!

Islamic-Daily  -- Saling menjaga dan memuliakan pasangan, adalah kuunci utama keutuhan rumah-tangga

Muliakan Istrimu agar Engkau Dimuliakan!
Muliakan Istrimu agar Engkau Dimuliakan!
PERCERAIAN di negeri ini kecenderungannya masih meningkat. Data perceraian pasangan di Indonesia terus meningkat drastis. Badan Urusan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA) tahun 2012 mencatat selama periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan perceraian hingga 70 persen. Data Badilag,  tingkat perceraian sejak 2005 terus meningkat di atas 10 persen setiap tahunnya. (Republika online, Selasa 24/1/2012).

Data tersebut hanya sampel sederhana dari data seluruh negeri. Tetapi, hal itu sudah cukup untuk menjadi warning, pelajaran, dan pengalaman bagi keluarga Indonesia untuk membina keutuhan rumah tangga. Sebab hakikat dasar perceraian bukan semata-mata ekonomi. Terbukti, kalangan menengah ke atas juga tidak ada yang selamat dari badai perceraian ini.

Apalagi, di kalangan selebriti. Perceraian seolah menjadi bagian dari gaya hidup.

Dalam beberapa kasus, faktor utama yang melatarbelakangi kasus perceraian selain ekonomi adalah  rendahnya komitmen untuk membina rumah tangga sebagaimana diajarkan Baginda Nabi.

Padahal, perceraian adalah perkara halal namun sangat dibenci oleh-Nya.

Sempurnakan Akhlak

Di tahun-tahun belakangan ini, kasus perceraian pasangan di Indonesia  ternyata lebih banyak diajukan atas inisiatif sang istri dibandingkan oleh suami. Hal ini terlihat dari data 346.446 pasangan yang bercerai di sepanjang 2012 yang diambil dari pengadilan agama di seluruh Indonesia.

"Tahun 2012 pengadilan agama termasuk mahkamah syariah menangani perkara 476.961 kasus. Perkara ini naik 11,52 persen dari tahun sebelumnya yang menerima 363.041 perkara," demikian lansir Mahkamah Agung (MA) dalam siaran persnya. (Detiknews.com, Kamis, 14/3/2013).

Banyaknya angka perceraian akibat gugatan dari pihak istri sungguh mengherankan.  Dari bentuk sifat wanita yang lembut,  sangat kecil kemungkinan istri menggugat suami jika istri merasakan kelembutan dan keindahan akhlak suami.

Kecil kemungkinan sang istri menggungat sang suami, manakala suaminya orang tidak bermasalah. Oleh karena itu, banyak disebutkan dalam nash, tugas utama suami adalah menyempurnakan akhlaknya, terkhusus terhadap istri dan keluarga. Jika suami tidak bermasalah, kecil kemungkinan istri dan anak-anak mereka bermasalah.

Rasulullah pernah bersabda, "Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kaian adalah yang paling baik akhlaknya terhadap istri-istrinya." (HR. Tirmidzi).

Dengan demikian maka pencegahan terbaik dari terjadinya perceraian adalah dengan menyempurnakan akhlak. Suami dan istri hendaknya berlomba-lomba untuk kesempurnaan akhlak, sehingga akan tercipta suasa cinta penuh kebahagiaan. Misalnya, suami dan istri berlomba untuk selalu berkata benar, peduli dan peka terhadap pasangan.

Dengan cara seperti itu maka tidak akan ada ruang bagi egoisme, apalagi buruk sangka yang merupakan akar dari segala keburukan. Sebaliknya akan tercipta budaya saling jaga dan saling bela antara suami dan istri, sehingga benih cinta yang tertanam kuat pada saat ijab qabul akan semakin menghujam ke dalam hati seiring dengan perjalanan waktu hingga tiba saat perpisahan abadi yakni kematian.

Hal itulah yang terjadi pada rumah tangga Nabi bersama Siri Khadijah. Perbedaan dalam umur dan status tak membuat keduanya gagal membina keharmonisan rumah tangga.

Sebaliknya, justru kian harmonis, mesra dan membahagiakan. Rasul berkata, Khadijah adalah wanita terbaik. Ia mempercayai Nabi ketika orang mendustakanya. Ia membela Nabi ketika orang mencacinya.

Khadijah juga sangat mulia akhlaknya. Terhadap Nabi ia selalu hadir sebagai obat. Ia selalu mampu hadir menenangkan kegelisahan suami, bahkan meneuhkan keyakinan dan langkah-langkah suami. Khadijah selalu menyebut kebaikan-kebaikan suaminya kala bertatap muka. Maka, wajar jika Nabi tak pernah bisa lupa dengan Khadijah meskipun telah ada Aisyah. Mengapa, lebih karena akhlaknya.

Jika kesempurnaan akhlak keluarga Muslim negeri mewujud sedemikian rupa, tentu perceraian tidak akan terjadi seperti jamur di musim hujan. Ali adalah suami yang tidak memiliki kekayaan materi, malah sangat kekurangan. Tetapi Fatimah tak pernah menggugat suaminya apalagi untuk bercerai.

Demikian pula dengan Salman Al-Farisi. Beliau juga orang yang hidup sangat sederhana. Tetapi istrinya tidak pernah menggugat cerai. Mengapa, karena keduanya sebagai suami senantiasa menyempurnakan akhlaknya. Jadi, jelas tangkal segala keburujan dengan akhlak mulia. "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak," demikian ungkap Nabi.

Berkata Baik

Dalam hadits riwayat Bukhari disebutkan, "Berkata baik atau diam." Hadits ini wajib diterapkan dalam kehidupan rumah tangga sebagai media awal selalu mampu berkata baik dalam pergaulan masyarakat.

Dalam hal memanggil nama saja Rasulullah selalu memanggil dengan sebutan Ya humairah (wahai yang kemerah-merahan pipinya, red). Berbeda dengan kebanyakan suami yang memanggil istrinya dengan sekedar menyebut nama pendeknya. Tetapi setidaknya, sebagai suami hendaknya kita tidak memanggil istri sendiri seperti teman-teman memanggilnya.

Dalam konteks lebih umum, suami-istri hendaknya membiasakan diri berkata baik. Misalnya selalu mengucapkan perkataan yang membahagiakan pasangan. Dan, jika memang benar-benar tidak suka, sebaiknya diam dan bersegera berkata baik pada hal lainnya.

Lebih dari itu suami istri wajib berkata baik kepada orang lain perihal pasangan sendiri. Tidak berkata buruk tentang pasangan kita kepada siapa pun. Karena selain akan merugikan pasangan sebenarnya hal semacam itu sama sekali tidak memberi manfaat apa pun. Kecuali kita bercerita untuk kepentingan membina keluarga menjadi lebih harmonis kepada orang yang ahli dalam soal keluarga.

Suatu ketika Rasulullah ditanya oleh seseorang, "Apa hak istri salah seorang di antara kita?" Beliau menjawab, 'Wa la Tuqobbih (janganlah engkau menjelek-jelekkannya) (HR. Ahmad).

Allah berfirman

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS: Ali Imran: 59)

Artinya seorang istri tidak boleh dihina, dicaci, atau dikatakan kepadanya perkataan yang buruk. Termasuk dilarang berkata, 'Semoga Allah memburukkanmu'. Istri haruslah dimuliakan agar ia juga memuliakan kita.

Dengan demikian maka tidak pantas suami istri yang sudah saling percaya menerapkan perilaku buruk dalam berumah tangga. Sebaliknya, suami istri harus berlomba memperbaiki akhlak dan selalu berkata baik terhadap pasangan. Jika itu dapat direalisasikan, Insya Allah pertengkaran apalagi perceraian akan jauh dari tali pernikahan yang lama dibina dan didamba membahagiakan.*/Imam Nawawi

Sumber : Muliakan Istrimu agar Engkau Dimuliakan!

Related Posts: